Catatan menjelang sore di bulan April
Siang itu adalah siang yang sudah aku duga akan mendapatkan sesuatu yang menyakitkan, aku mengungkapkan sesuatu yang mungkin memang sudah aku tahu jauh-jauh sebelum dia menjawab jawaban yang ku cari. Ini sangat menguras tenagaku untuk banyak bersabar, karena menurutku sabar adalah satu usaha yang sangat membutuhkan energi yang sangat besar, lebih berat dari pada berlari keliling Bandung.
Mulai kembali mengeluhkan tentang adanya aku, kenapa seperti ini dan kenapa menjadi begini. Aku tahu Tuhan akan marah dan kecewa karena aku tak mensyukuri adanya aku. Tapi aku ingin sekali lagi dari beberapa kali kelancaranku yang sudah kuduga ini bantuanNya kembali terjadi. Aku ingin sekali lagi Kau membuktikan keajaibanMu, aku sangat percaya ini mudah terjadi bila Kau sudah mau menyetujui.
Apa yang susah buat Mu, oleh karena itu aku lagi-lagi meminta apa yang aku butuhkan. Aku tahu ini bukan tengah malam dan mungkin akan terasa tak kusyu harapan yang aku inginkan, tapi aku yakin Kau tak akan membeda-bedakan doa dari setiap hambaMu.
Sore ini, aku merasa seperti berkeping-keping, sehingga bingung merasakan tangan dimana, kaki dimana, kepala dimana dan hati dimana. Aku tak mau bilang ini suatu kehancuran buat hidupku. Karena aku yakin, Kau pasti lagi-lagi akan kecewa Tuhan.
Jika ini do’a, maka ceritakan banyak hal indah dalam hidupku Tuhan, jika ini do’a maka buat aku tersenyum setelah sore ini berakhir, jika ini do’a maka buat aku melupakan apa yang seharusnya tak ada dipikiranku, jika ini do’a maka beri aku kekuatan lebih besar daripada hari-hari sebelumnya dimana aku sama-sama pernah merasa seperti ini.
Enaknya seperti apa ya Tuhan untuk hidupku nanti malam ? aku yakin akan terasa amat sangat berat untuk dilewati dengan perasaan biasa-biasa saja. Walaupun tampak nyata aku seperti biasa alami hal ini, tapi hati ini tampak koyak.
Semoga malam ini dan malam besok dan besoknya lagi akan terasa baik buatku.
