Mengenai Saya

Foto saya
Dibukanya tahun 2010 bersamaan dengan bermulanya cerita baru, setidaknya itulah yang terjadi pada aku. Tahun 2009 banyak membawa hal baru, meskipun baru menginjak awal bulan. Begitu heboh sampai aku sendiri takjub, jub…jub…. Anehnya lagi, untuk 2009 ini aku tidak membuat resolusi apa-apa. Just flow like water… pokoknya ada yang berubah deh. Namun di tengah semua kejadian itu, aku ternyata banyak belajar. Belajar untuk ‘melihat lebih’, ‘mendengar lebih’ dan ‘berbicara kurang’. Entah sampai kapan aku akan berdiam sebagai ‘pengamat’. Atas lembar hariku yang setiap hari berganti… Just flow like water, mungkin aku coba dengan ‘mode’ ini dulu deh, siapa tahu memang membawa pembaharuan.

Puisi Habibie ‘tuk Ainun


Puisi Habibie ‘tuk Ainun
Ainun… Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,

Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,

kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,

selamat jalan,calon bidadari surgaku ….

hanya aku dan Tuhan

Tuhan ...
Aku yakin Kau takkan biarkan aku seperti ini ...
Tolong aku Tuhan ...
Aku yakin Kau akan menolongku dengan cara terbaik selain ini ...

Aku hanya ingin itu ...

pikiran ..

(satu buat kamu satu buat aku ...
kamu sedih aku juga sedih ...
kalau kamu senang aku juga makin senang ...)

maunya seperti itu ... ini arti dari berbagi ...

(aku bicara kamu dengarkan ...
aku marah kamu jangan marah ...)

maunya seperti itu ... ini arti dari mengerti ...

khawatir ..

tadi menjelang waktu malam sempat terjadi gempa ...
dan saya tiba-tiba khawatirkan kamu !
tapi sayangnya ...
saya lagi kesal ...
tapi saya sangat khawatir ...
tapi sayangnya ...
saya lagi kekal ...
tapi jadi makin khawatir ...
tapi sayangnya ...
itu cuma buat kamu ...

terima kasih gempa ...

ssst ... jangan beritahu dia ..

ssst ... jangan bilang kalau aku sedang sakit ...
itu akan buatnya khawatir ...
ssst ... jangan bilang kalau aku sedang marah ...
itu akan buatnya takut ...
ssst ... jangan bilang kalau aku sedang tak ada disana ...
itu akan buatnya mencariku ...

jangan bilang tentang keadaanku yang meresahkan ...
karena itu akan semakin membuatnya tak peka ...

biarkan dia khawatirkan aku setelah melihat sendiri ...
biarkan dia takut karena aku terlalu kesal sehingga dia mengerti batasku ...
dan, biarkan dia berlari untuk mencari ...
ketika sadar kalau aku telah pergi ...

dan ... ssst ... jangan bilang kalau aku ada disini ...
karena aku akan melakukan apa yang menjadi kekhawatiran, ketakutan dan pencarian itu.

Terbatas …

Aku mengerti, semua yang kita inginkan itu sangat terbatas …
Terbatas untuk membuat kita puas …
Terbatas untuk membuat kita senang …
Terbatas untuk membuat kita merasakan sakit …
Dan semua keterbatasan ini sangat jauh dari mimpi-mimpi yang pernah kita punya …

Hanya mimpi yang tak pernah memiliki batas untuk kita imajinasikan …
Tapi kita harus membatasi mimpi yang kita miliki untuk tidak menjadi nyata …
Nyata dalam hal terlalu puas, terlalu senang hingga akan merasakan perasaan yang terlalu sakit …
Itu karena kita sangat terbatas untuk menjadi sesuatu yang kita harapkan …

Hanya satu yang tak pernah bisa dibatasi dalam hidup ini …
Permohonan yang berselimut do’a … inilah hal yang tak perlu kita batasi ….

aku tak suka

kau yang bilang aku tak suka kegelapan ...
kau yang bilang juga kalau aku tak suka darah ...
bahkan kau bilang aku tak suka hal-hal yang berbau mistis ...

tapi ...

kau matikan lampu kamar, lalu kau siram tubuhku dengan darah ...
dan perlahan kau bacakan mantra untuk datangkan sial dalam hidupku ...
itu setelah kau yang bilang kalau aku adalah temanmu ...